Laporan



Klorofil
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Tumbuhan merupakan  organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis yang biasa terdapat di salah satu bagian tanaman yang disebut daun. Pada daun terdapat bagian yang sangat penting dalam proses fotosintesis yang dinamakan klorofil. Klorofil atau zat hijau daun terdapat dalam butiran-butiran kloroplas.

Fotosintesis  itu sendiri merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan  tumbuhan,  alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari  (Campbell, 2003). Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi  karbon  karena dalam fotosintesis karbon bebas  dari  CO2  diikat (difiksasi) menjadi  gula  sebagai molekul penyimpan energi.
1.2  Tujuan
·         Untuk mengetahui dan memahami definisi klorofil
·         Untuk mengetahui dan memahami peran klorofil
·         Untuk mengetahui dan memahami macam pigmen daun tanaman
·         Untuk mengetahui dan memahami perbedaan klorofil a dan klorofil b
·         Untuk mengetahui dan memahami penyerapan cahaya oleh klorofil
·         Untuk mengetahui dan memahami metode penentuan kadar klorofil



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Klorofil
v  Klorofil adalah  pigmen utama yang berfungsi menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia yang dibutuhkan dalam mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(Sitompul, S.M, 1998)
v  Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis.
(Anonymousb, 2011)
v  Chlorophyll is a green pigment found in almost all plants, algae, and cyanobacteria.
(Anonymousd, 2011)
v  Chlorophyll any of a group of green pigments, containing a magnesium-porphyrin complex, that are involved in oxygen-producing photosynthesis. Preparations of water-soluble chlorophyll derivatives are sometimes applied topically for deodorization purposes. They may also be administered orally to deodorize ulcerative lesions as well as urine and feces in colostomy, ileostomy, or incontinence.
(Anonymouse, 2011)
v  Chlorophyll is a green pigment found in most plants, algae, and certain bacteria. As all leaves and thus all leafy vegetables contain chlorophyll, it is one of the oldest and most widely consumed pigments in our diet. As it has been in the human diet forever, it can be considered one of the most safe food components.
(Anonymousg, 2011)
2.2 Peran Klorofil
Beberapa peranan klorofil pada proses fotosintesis tanaman adalah sebagai berikut:
-     Mampu memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi utama dalam proses fotosintesis tanaman.
-     Memicu fiksasi karbondioksida menjadi karbohidrat.
-     Menyediakan energi dasar atau energi pokok bagi ekosistem secara keseluruhan.
-     Mampu menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis.
-     Mampu menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia, yang kemudian dimanfaatkan dalam proses fotosintesis.
-     Mampu mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk ATP melalui serangkaian proses yang melibatkan eksitasi elektron.
-     Sebagai katalisator fotosintesis yang penting.
-     Sebagai pigmen pusat proses fotosintesis.
(Lakitan, 1993)
2.3 Macam Pigmen Daun Tanaman
Macam-macam pigmen daun tanaman adalah sebagai berikut:
1.      Leukoplast, yaitu merupakan pigmen warna bening (tak berwrna). Leukoplast ini teriri dari tiga macam, yaitu:
-          Amiloplast         : berfungsi untuk pembentukan dan penyimpanan amilum.
-          Elaioplast           : berfungsi untuk pembentukan dan penyimpanan lemak.
-          Proteoplast        : berfungsi untuk pembentukan dan penyimpan protein.
organel khusus hanya ditemukan pada sel tumbuahn yang terdiri dari badan Kristal protein dan dapat menjadi tempat aktivitas enzim protein yang mengikut  sertakan mereka, contoh : kacang tanah.
(Solomon, 1993)
2.         Kromoplast, yaitu merupakan pigmen warna selain warna hijau dan bening. Kromoplast ini terdiri dari tiga macam, yaitu:
-        Karoten           : penyebab warna jingga atau orange pada worrtel.
-        Xantofil           : penyebab warna kuning.
-        Fitosianin         : penyebab warna biru pada Lyanaphyta.
-        Fikoeritrin        : penyebab warna merah pada Rhodophyta.
-        Fikosantin        : penyebab warna pirang pada Dhoephyta.
3.      Kloroplast, yaitu merupakan pigmen warna hijau, dankloroplast ini terdiri dari dua macam, yaitu:
-        Klorofil a         : menyebabkan warna daun menjadi hijau kebiruan.
-        Klorofil b         : menyebabkan warna daun menjadi hijau kekuningan.
                                                                                                      (Saiful, 2007)

2.4 Perbedaan Klorofil a dan Klorofil b
Pembeda
Klorofil a
Klorofil b
Rumus Kimia
C55 H72 O5 N4 Mg
C55H70O6N4 Mg
Gugus pengikat
CH3
CH
Cahaya yang diserap
menyerap cahaya biru-violet dan merah.
menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.
Panjang gelombang
λ 430 – λ 660
λ 455 – λ 640
Letak
paling banyak terdapat pada Fotosistem II
paling banyak terdapat pada Fotosistem I
(Haryono, 2009)

2.5 Mekanisme Penyerapan cahaya oleh klorofil
Di dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil & pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b yang berwarna hijau tua, karoten yang berwarna kuning hingga jingga. Pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam proses fotosintesis.
Fotosistem merupakan tahap pertama dari proses fotosintesis. Ketika klorofil menyerap energi foton dari cahaya, elektron pada klorofil akan terlepas ke orbit luar (tereksitasi). Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu plastokuinon. Jadi unit penangkapan elektron inilah yang disebut dengan fotosistem.
Ketika elektron ditangkap oleh plastokuinon, akibatnya jumlah elektron di dalam klorofil menjadi tidak stabil. Untuk itu klorofil harus disuplai elektron dari molekul lain. Dalam waktu yang bersamaan, H2O terpecah menjadi 2H+, OH-, dan elektron (fotolisis). Elektron dari air inilah yang dipakai untuk menstabilkan klorofil.Jadi secara sederhana, unit yang mampu untuk menangkap energi cahaya matahari, yaitu klorofil yang melepaskan elektron dan menyerap foton (energi cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai), disebut dengan fotosintesis.
(Anonymousa, 2011)
2.6 Metode Penentuan Kadar Klorofil
Untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan
Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.
Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Anonim, 1995).
Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang dipisah.
Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis. Macam-macam kromatografi:
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.
b. Kromatografi Penukar Ion
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.
c. Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
d. Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.
e. Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana. Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.
Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Nilai Rf
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat.
Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa/ jarak yang ditempuh oleh pelarut
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal. Jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:
ü  Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.
ü  Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
ü  Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
ü  Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.
ü  Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.
(Anonymousf,2011)



DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa, 2011. Mekanisme Penyerapan Cahaya. Available@http://mekanisme-cahaya blogspot.com. Diakses tanggal 30 September 2011
Anonymousb, 2011. Pengertian Klorofil. Available@ http://adaaja.com/pengertian-klorofil/. Diakses tanggal 30 September 2011
Anonymousc, 2011. Klorofil. Available@http://images.google.com/. Diakses tanggal 1 Oktober 2011
Anonymousd. 2011. Chlorophyll. Available@http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorophyll. Diakses tanggal 2 Oktober 2011
Haryono, cindy. 2009. Perbedaan pigmen klorofil a dan klorofil b. http://cindyharyono. wordpress.com/perbedaan-pigmen-klorofil-a-dan-klorofil-b/. Diakses 30 September 2011
Lakitan, B. 1993. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.
Saiful, Bahri. 2007. Klorofil, Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas Lampung; Lampung.
Sitompul, S.M. 1998. Penuntun Praktikum Dasar Fisiologi Tumbuhan. Brawijaya University Press. Malang.
Solomon, Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders College Publishing, 1993, hal 192- 193 52. Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal 1653.

Fotosintesis


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Di dunia ini tak ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan makanan untuk berlangsungnya hidup. Terutama tanaman yang kita makan sehari-hari juga membutuhkan makanan yang melalui fotosintesis. Dari fotosintesis tersebut di ubah menjadi karbohidrat yang menjadi makanan tanaman. Dalam melakukan fotosintesis juga tidak sembarang melakukan fotosintesis, tetapi memiliki factor-faktor untuk melakukan aktivitas fotosintesis. Dan juga tahapan fotosintesis yang begitu panjang untuk mendapatkan makanan. Semua akan dijelaskan dalam laporan fisiogi tanaman fotosintesis.
 
1.2  TUJUAN
·         Untuk mengetahui apa itu fotosintesis.
·         Untuk mengetahui bagaimana tahapan fotosintesis
·         Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi fotosintesis
·         Untuk mengetahui bagaimana teknik pengujian pati

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN FOTOSINTESIS
·         Photosynthesis is a biological process whereby the sun’s energy is captured and stored by a series of events that convert the pure energy of light into the biochemical energy needed to power live.                                                                                                                                   (Robert,2002)
             Fotosintesis merupakan proses biologi dimana energy matahari ditangkap dan disimpan oleh serangkaian peristiwa yang mengubah energy cahaya menjadi energy biokima yang dibutuhkan kehidupan.
·          Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos=cahaya, sintesis=membuat bahan kimia, memasak), yang peristiwa penggunaan energy cahaya untuk membentuk senyawa dasar karbohidrat dari karbon dioksida dan air.
                                                                                                                                          (Aryulina,2004)
·         Fotosintesis merupakan reaksi sintesis glukosa pada organisme autotroph dengan menggunakan sumber energy cahaya matahari. Yang dapat berlangsung jika ada cahaya, klorofil, CO2, H2O.                                                                                                                  (Karmana,2008)
2.2 TAHAPAN FOTOSINTESIS
            Pada tanaman melakukan fotosintesis melalui 2 proses reaksi yang memerlukan cahaya (reaksi terang) dan reaksi yang tidak membutuhkan cahaya (reaksi gelap). Reaksi terang secara langsung berhubungan dengan pigmen dan tilakoid pada kloroplas.
·         Reaksi terang
Pusat reaksi terang disebut fotosistem yang terdiri atas kompleks protein, klorofil, dan pigmen yang menyerap cahaya. Fotosistem ini terdapat di membrane tilakoid. Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat reaksi yaitu fotosistem 1 dan fotosistem 2 yang bekerja secara teratur. Ketika cahaya matahari (foton) mengenai fotosistem 2, akan menyebabkan elektronnya tereksitasi (keluar). Electron ini akan digantikan oleh electron hasil hidrolisis dari molekul air. Peristiwa pemecahan molekul air ini disebut fotolisis.
Dalam proses selanjutnya terjadi reaksi transfer electron yang dapat dibedakan menjadi reaksi siklik dan non siklik.
a)      Reaksi siklik
             Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan electron yang berbeda. Pola ini disebut reaksi siklik, karena electron yang dilepaskan fotosistem 1 selalu kembali pada fotosistem 2. Ketika electron melalui beberapa akseptor electron, energy yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP. Pembentukan ATP melalui siklik disebut juga fotofosforilasi siklik.


b)      Reaksi non siklik
          Elektron yang tereksitasi dari fotosistem 2 bergerak melalui rangkaian akseptor elektron, seperti seperti plastoquinon, sitokrom, dan plastosianin. Pada proses tersebut dilepaskan energi yang ditangkap  oleh ADP menjadi ATP. Selanjutnya, elektron mencapai fotosistem 1.
            Seperti fotosistem 2, fotosistem 1 merupakan molekul kompleks yang dapat melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas dari fotosistem 1 segera digantikan oleh elektron dari fotosistem 2.
            Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan fotosistem 1 akan bergerak melalui rangkaian akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron tersebut digunakan untuk mereduksi NADP menjadi NADPH.
·         Reaksi gelap
         Reaksi gelap merupakan tahap sebenarnya dalam pembuatan bahan makanan pada fotosintesis. Energy yang dihasilkan selama reaksi terang akan digunakan sebagai bahan baku utama pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma.
            Tumbuhan mengambil karbon dioksida melalui stomata. Karbon dioksida diikat oleh suatu molekul kimia di dalam sroma yang bernama ribulosa bifosfat(RuBP). Karbon dioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus karbon dan menjadi bahan utama dalam pembentukan glukosa yang membantu oleh enzim rubisko.
            RuBP yang berikatan dengan karbon dioksida akan menjadi molekul yang tidak stabil sehingga akan membentuk fosfogliserat (PGA) yang mempunyai 3 gugus C (fiksasi). Energi yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan oleh PGA menjadi fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C (reduksi). Dua molekul PGAL ini akan menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang merupakan produk utama fotosintesis, sedangkan sisanya akan kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (regenerasi). Jadi reaksi gelap terjadi dalam tiga tahap, yakni fiksasi CO2, reduksi, dan regenerasi

                                                                                                                                   (Abdurahman,2008)
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS
            Beberapa factor yang berpengaruh terhadap aktivitas fotosintesis adalah factor hereditas dan factor lingkungan. Factor lingkungan meliputi temperature, intensitas cahaya, lama penyinaran, kandungan air, mineral dalam tanah, serta kandungan CO2dan O2 di udara.
·         Factor hereditas
Faktor hereditas merupakan factor yang paling menentukan terhadap aktifvitas fotosintesis. Tumbuhan memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap kondisi lingkungan untuk menjalankan kehidupan yang normal.
            Tumbuhan yang berbeda jenin dan dan hidup pada kondisi lingkungan yang sama memiliki aktivitas fotosintesis yang berbeda. keadaan tersebut disebabkan adanya perbedaan genetic atau hereditas.
            Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat tumbuhan yang tidak dapat membentuk kloroplas (tumbuhan albino). Hal tersebut disebabkan adanya factor genetic yang tidak mempunyai potensi untuk membentuk kloroplas.
·         Factor lingkungan
Aktivitas fotosintesis juga dipengaruhi oleh factor lingkungan yang sebagai berikut:
1)      Temperature
Fotosintesis merupakan reaksi yang memerlukan enzim, sedangkan kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas fotosintesis tidak berlangsung pada suhu 5 0C dan di atas 50 0C. Suhu optimum fotosintesis sekitar 280C-300C. Tumbuhan yang hidup didaerah tropis memiliki enzim yang bekerja secara optimum karena tumbuh pada keadaan suhu yang optimum.
2)      Intensitas cahaya
Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, aktivitas fotosintesis akan semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh ketersediaan CO2 dan H2O, serta kondisi temperature. Kenaikan aktivisat fotosintesis tidak terus berlanjut, tetapi berhenti sampai batas suatu kondisi karena tumbuhan memiliki batas kemampuan tertentu. Lama pencahayaan sangat berpengaruh terhadap fotosintesis. Pada musim hujan, lama pencahayaan menjadi pendek. Keadaan ini mengurangi aktivitas fotosintesis.
3)      Kandungan air dalam tanah
Air merupan kandungan yang penting dalam pembentukan C6H12O6. Air merupakan media transport, pelarut mineral dalam tanah, dan pengetur suhu tanaman. Berkurangnya air dalam tanah akan menghambat pembentukan C6H12O6, pembentukan klorofil, dan aktivitas fotosintesis. Kurangnya air akan menyebabkan kerusakan pada klorofil dan membuat warna daun berwarna menjadi kuning.
4)      Kandungan mineral dalam tanah
Mineral berupa Mg, Fe, N, dan Mn merupakan unsur yang berperan dalam proses pembentukan klorofil. Tumbuhan yang hidup pada lahan yang kekurangan Mg, Fe, N, Mn, dan H2O akan mengalami klorosis atau penghambat pembentukan klorofil yang menyebabkan daun berwarna pucat. Rendahnya kandungan klorofil pada daun akan menghambat aktivitas fotosintesis.
5)      Kandungan CO2 di udara
Kandungan CO2 diudara sekitar 0,03% dan akan meningkat jika terjadi peningkatan pembakaran senyawa organic dan aktivitas respirasi bakteri, fungi, hewan, serta tumbuhan. Kandungan CO2 akan berkurang disekitar daun jika kecepatan angin tinggi dan suhu disekitarnya meningkat.
6)      Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah dapat menghambat respirasi dalam tubuh tumbuhan. Rendahnya respirasi akan menyebabkan penyediaan energy yang rendah pula. Hal ini dapat mengakibatkan aktivitas metabolisme terhambat, khususnya fotosintesis.
                                                                                                           (Abdurahman,2008)
2.4 TEKNIK PENGUJIAN PATI
            Menyiapkan specimen yang ingin diketahui kadar patinya, pertama dengan menghidrolisis specimen dengan alcohol 80% didalam waterbath, kemudian endapan dipisahkan dan dihidrolisis kembali dengan 9.2 n HClO4 sebanyak 3 kali dan dinetralisir dengan 1 n NaOH. Selanjutnya di reduksi dengan perekasi Cu dan nelson. Kadar pati diukur dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 500nm, penetapan kadar amilosa ditetapkan dengan niodometri berdasarkan reaksi kadar amilosa dengan senyawa iodine yang menghasilkan warna biru.
                                                                                                                                    (Anonymous,2011)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden.2008.Buku Pelajaran Biologi SMK Pertanian dan Kesehatan.Grafindo Media Pratama.Bandung
Anonymous.2011.Teknik Pengujian Pati. http:/www.sambal.co.uk/photosynthesis.html diakses tanggal 8 oktober 2011
               Aryulina, Diah.2004.Biologi SMA dan MA Kelas 12.Erlangga.Jakarta
               Karmana, Aman.2008.Biologi.Grafindo Media Pratama.Bandung
 Robert E, Blankenship.2002.Molecular Mechanism of Photosynthesis.Blackwell Science, Ltd.USA
 
Respirasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan makhluk hidup pasti melakukan respirasi, yaitu melakukan proses pernafasan. Pada tumbuhan juga melakukan proses respirasi, yang digunakan untuk menghasilkan ATP yang bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Proses respirasi memiliki berbagai jenis. Serta  tahapan respirasi yang sangat panjang untuk mengetahuinya. Untuk melakukan respirasi harus memiliki factor-faktor yang mempengaruhi respirasi. Untuk mengetahui itu semua akan dibahas dalam praktikum fisiologi tumbuhan.

1.2  TUJUAN
·         Untuk mengetahui macam – macam respirasi
·         Untuk mengetahui tahap – tahap respirasi
·         Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi respirasi
·         Untuk mengetahui perbedaan fotosintesis dan respirasi
·         Untuk mengetahui metabolisme respirasi pada perkecambahan biji


BAB 2
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI RESPIRASI
  • ·       Respirasi merupakan proses pernafasan untuk memperoleh energy dari bahan-bahan organic, energy ini dapat berlangsung secara efesien didalam sel.                                               (Hendaryono,1998)                                                                                                                                             
  • ·         Respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    (Dwidjoseputro,1986)
  • ·         Respiration is process of gas exchange. This process is necessary to supply cell with oxygen for carrying on metabolism and to remove the carbon dioxide product as a waste by-product.                                                                                                       (Anonymous1,2011)
          Respirasi adalah proses pertukaran gas. Proses ini diperlukan untuk menyediakan sel dengan    oksigen untuk melakukan metabolisme dan menghilangkan karbon dioksida yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari limbah.
  • ·         Respiration is breakdown of glucose to release energy using oxygen.                  (Anonymous2,2011)
Respirasi merupakan pemecahan glukosa untuk melepaskan energi dengan menggunakan oksigen
  • ·         Respiration is the oxidation of a source of energy by removal of electrons and donation to an inorganic terminal electron accepter                                                                      (Lois White.2001)
Respirasi merupakan oksidasi sumber energi dengan pengangkatan elektron dan sumbangan elektron untuk menerima anorganik
2.2 MACAM-MACAM RESPIRASI
            2.2.1 RESPIRASI AEROB
            Respirasi aerob adalah respirasi yang berlangsung dengan adanya oksigen di udara. Dalam respirasi aerob terdapat dua kejadian, yaitu :
1.      Energi yang semula terikat pada gula heksosa dipindahkan kepada ikatan fosfat berenergi tinggi yakni berbentuk molekul ATP
2.      Terbentuknya zat – zat intermediet yang nantinya akan menjadikan substrat bagi sintesa asam amino, protein, dan banyak komponen lainnya
            Hasil akhir oksidasi tersebut adalah karbondioksida yang dilepaskan oleh sel dan   NADPH yang merupakan sumber utama elektron untuk transpor sepanjang rangkaian           respirasi dalam mitokondria. Enzim – enzim bekerja dalam respirasi merupakan       molekul – molekul protein dalam membran mitokondria lapisan dalam dan sangat        diperlukan untuk fotosintesis oksidatif dalam mitokondria yang dapat menghasilkan           ATP.                                                                                                                 ( Kimball, 2002 )
            2.2.2 RESPIRASI ANAEROB
Pernapasan anaerob dapat juga berlangsung di dalam udara yang bebas, tetapi proses ini tidak menggunakan oksigen yang tersedia di udara. Respirasi anaerob disebut juga fermentasi yaitu pemakaian enzim dengan NADH direduksi menjadi asam laktat yang menghasilkan pendaur ulangan NAD+ . Reaksi anaerob ini pada umumnya terjadi pada jaringan – jaringan di dalam tanaman tingkat tinggi, dan terjadi bila persediaan oksigen bebas ada dibawah minimum.
Hasil akhir oksidasi tersebut sama seperti respirasi aerob yaitu karbondioksida yang akan dilepaskan oleh sel dan NADH yang sumber utama eletron untuk transpor sepanjang rangkaian respirasi dalam mitokondria. Reaksi ini tidak langsung menggunakan oksigen bebas dari udara. Enzim yang bekerja merupakan molekul – molekul protein dalam membran mitokondria lapisan dalam dan sangat diperlukan untuk fosforilasi dalam mitokondia yang dapat menghasilkan ATP.                                                                                                                      (Dwijoseputro, 1993)
2.3 TAHAPAN RESPIRASI
            2.3.1 GLIKOLISIS
Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Pada tahap ini terjadi pengubahan senyawa glukosa dengan 6 atom C menjadi dua senyawa asam piruvat dengan 3 atom C serta NADH dan ATP. Tahap glikolisis belum memerlukan oksigen. Glikolisis yang terdiri atas sepuluh reaksi dapat disimpulkan dalam 2 tahap.
1)      Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan dua molekul ATP
2)      Gliseraldehid 3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu dihasilkan 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH
Walaupun empat molekul ATP dibentuk pada tahap glikolisis, namun hasil reaksi keseluruhan adalah dua molekul ATP. Ada dua molekul ATP yang harus diberikan pada fase awal glikolisis.
            2.3.2 SIKLUS KREBS
Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma kedalam mitokondria, tempat terjadinya siklus krebs. Akan tetapi asam piruvat sendiri tidak akan memasuki reaksi siklus krebs. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil koenzim A(asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koA ini terkadang disebut tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif. Berikut ini gambar proses pengubahan satu asam piruvat menjadi aetil koA.
Kompleks senyawa asetil koA inilah yang akan memasuki siklus krebs atau dikenal suklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil koA merupakan turunan dari vitamin B.
 Siklus krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs. Setiap tahapan dalam daur asam sitrat dikatalis oleh enzim khusus. Berikut adalah tahapan terjadinya dalam daur asam sitrat.
a.       Asetil koA akan menyumbang gugus asetil pada oksaloasetat sehingga terbentuk asam sitrat. Koenzim A akan dikeluarkan dan digantikan dengan penambahan molekul air.
b.      Perubahan formasi asam sitrat menjadi isositrat akan disertai pelepasan air.
c.       Asam isositrat akan melepaskan satu gugus atom C dengan bentuk enzim asam isositrat dehidrogenase, membentuk asam α-ketoglutarat. NAD- akan mendapatkan donor elektron dari hidrogen untuk membentuk NADH, asam α ketoglutaratselanjutnya diubah menjadi suksinil koA.
d.      Asam suksinat tiokinase membantu pelepasan gugus koA dan ADP mendapatkan donor fosfat menjadi ATP. Akhirnya suksinil koA berubah menjadi asam suksinat.
e.       Asam suksinat dengan bantuan suksinat dehidrogenase akan berubah menjadi asam fumarat disertai dengan pelepasan satu gugus elektron. Pada tahap ini elektron akan ditangkap oleh aseptor FAD menjadi FADH2.
f.       Asam fumarat akan diubah menjadi asam malat dengan bantuan enzim fumarase.
g.      Asam malat akan membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim asam malat hidrogenase. NAD akan menerima sumbangan elektron dari tahap ini dan membentuk NADH.
h.      Dengan terbentuknya asam oksaloasetat siklus dapat dimulai kembali dengan sumbangan dua gugus karbon dari asetil koA.

Molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2 dari glikolisis dan siklus krebs, selanjutnya memasuki tahap transfer elektron untuk menghasilkan molekul energi yang siap digunakan.
            2.3.3 TRANSPOR ELEKTRON
Tahap terakhir dari respirasi adalah transport electron. Tahap ini terjadi di ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap ini ATP paling banyak dihasilkan.
Sejauh ini hanya dapat dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul glukosa, yaitu 2 molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari siklus krebs. Akan tetapi dari glikolisis dan siklus krebs dihasilkan 10 NADH  dan FADH2. Molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP.
a)      Enzim dehydrogenase mengambil hydrogen dari zat yang akan diubah oleh enzim(substrat). Hydrogen mengalami ionisasi sebagai berikut.
Proton hidrogen mereduksi koenzim NAD melalui reaksi NAD+H+
NADH+H- . NADH dari matriks mitokondria masuk keruang intermembran melewati membrane dalam kemudian memasuki system rantai pernafasan.
b)      NADH dioksidasi menjadi NAD dengan memindahkan ion hydrogen kepada flavoprotein(FP), flavin mononukleotida(FMN), atau FAD yang bertindak sebagai pembawa ion hydrogen dikeluarkan ke matriks sitoplasma untuk membentuk molekul H2O.
c)      Electron akan berpindah dari ubiquinone ke protein yang mengandung besi dan sulfur(FeSa dan FeSb)        sitokrom b        koenzim quinon            sitokrom b2 sitokrom o        sitokrom c        sitokrom a dan terakhir diterima oleh molekul oksigen sehingga terbentuk H2O.
           
Akseptor terakhir dari rantai reaksi adalah oksigen. Electron berenergi tinggi dari NADH dan FADH2 memasuki system reaksi. Dalam perjalanannya energy electron tersebut mengalami penurunan energy yang digunakan untuk proses fosforilasi ADP menjadi ATP sehingga 1 molekul NADH setara dengan 3 ATP dan satu molekul FADH2 setara dengan 2 ATP.                                                                                                   (Abdurahman,2007)

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI
            2.4.1 FAKTOR DALAM
1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
            2.4.2 FAKTOR LUAR
1. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
2. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.                                                                                                                       (Lovelles,1997)
2.5 PERBEDAAN RESPIRASI DENGAN FOTOSINTESIS
Respirasi itu katabolisme, artinya membongkar suatu senyawa menjadi senyawa yang lebih kecil. Kalau respirsi, mengubah glukosa menjadi CO2 dan H2O, lalu mengahasilkan ATP sebagai tenaga yang kita gunakan sehari-hari. Fotosintesis itu, artinya menyusun suatu senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks. Dalam hal ini, fotosintesis mengubah CO2 dan H2O menjadi glukosa dan oksigen, dalam prosesnya membutuhkan klorofil dan cahaya matahari.                                                          (Kimball,2002)

2.6 METABOLISME RESPIRASI PADA PERKECAMBAHAN BIJI
Proses perkecambahan biji meliputi aktivitas morfologi dan kimiawi. Aktivitas kimia meliputi imbibisi, sekresi hormone dan enzyme, hidrolisis cadangan makanan, translokasi makanan terlarut ketitik dan bagian- bagian lain serta asimilasi.
Zat terlarut hasil kerja enzim belum dapat digunakan secara langsung untuk aktivitas tumbuh tetapi memerlukan pembongkaran lebih lanjut dengan bantuan oksigen (respirasi). Dalam proses respirasi, heksosa (fotosintesis) dibongkar untuk menghasilkan energy atau diubah menjadi komponen organic yang digunakan menjadi senyawa- senyawa structural, metabolic, dan cadangan makanan yang penting. Langkah pertamanya adalah glikolisis yang merupakan peristiwa pembentukan nukleotida yang tereduksidan ATP untuk bekerja dalam sel- sel dengan cara memecah gula heksosa fosfat menjadi asam piruvat. Asam piruvat itu sendiri kemudian kehilangan sebuah karbon melalui peristiwa oksidasi menjadi karbondioksida, mereduksi NAD+ dan membentuk asetil ko-A yang kemudian memasuki siklus krebs. Dalam siklus krebs, lebih banyak lagi karbon yang dioksidakan menjadi karbondioksida yang berpasngan dengan reduksi NAD+. Pada saat yang sama senyawa dari energy yang terbentuk dalam siklus krebs digunakan untuk membentuk dan mentranspor asam amino dan asam nukleat untuk sintesis polimer.
Jaringan penyimpan endosperma atau kotiledon dari berbagai biji mengandung banyak pati, sebagaian hilang selama pertumbuhan kecambah. Glukosa berasal dari pati yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O.                                                                                                                             (Syamsuri,2000)

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Deden.2008.Buku Pelajaran Biologi SMK Pertanian dan Kesehatan.Grafindo Media Pratama.Bandung

Anonymous1,2011.Respiration.http://lecturer.ukdw.ac.id/dhira/Metabolism/Respiration.html.       Diakses tanggal 16 oktober 2011

Anonymous2,2011.Respiration.http://learning.kireifana.com/?page_id=88.Diakses tanggal 16 oktober 2011

Dwidjoseputro. 1993. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Hendaryono, Sriyanti.1998.Budidaya Anggrek dengan Bibit dalam Botol.Kanisius.Yogyakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Lois White.2001. Foundations of nursing: caring for the whole person.thomson learning.US

Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. PT Gramedia. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta

RDG 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Benda-benda di sekitar kita, banyak mengandung partikel-partikel yang dapat saling berikatan dan bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Pergerakan partikel tersebut dipengaruhi oleh gradient konsentrasi. Dapat melalui konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah yang tentunya tidak membutuhkan energy. Begitu pula, dapat melalui konsentrasi rendah ke tinggi yang melawan gradient konsentrasi sehingga membutuhkan energy. Partikel-partikel yang ada, baik berupa padat, cair, dan gas pasti akan melakukan pergerakan. Salah satunya adalah menggunakan difusi.
Dalam tanaman, difusi yang penting adalah difusi gas. Karena dalam melakukan pernapasan atau respirasi tanaman, bahan utama yang digunakan adalah udara yang tentunya berbentuk gas. Dalam prosesnya, terjadi hambatan difusi atau pengangkutan gas. Oleh karena itu dilakukan praktikum resistansi difusi gas (RDG).

1.2  TUJUAN
·         Mengetahui pengertian dari resistensi
·         Mengetahui pengertian dari Difusi
·         Mengetahui pengertian dari resistensi difusi gas
·         Mengetahui macam-macam resistensi difusi gas
·         Mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi difusi gas

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN RESISTENSI

·         Resistensi pada hakekatnya merupakan suatu bentuk tanggapan dari system dalam mempertahankan tujuan system yang implisit.                                                                                                                (Ester, 1996)
·         Resistensi merupakan kemampuan suatu individu atau populasi terhadap pengaruh sesuatu zat yang biasanya mematikan.                                                                                                                       (Siswanto, 2002)
Resistance is a trait no disruption of microbial cells by the anti-microbial                                (Lakitan,1993)
             Resistensi adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh anti mikroba
·         Traffic is the body's resistance to withstand the attacks of germs that are not dependent on specific immunity both humoral and cellular; endurance is usually daladm form anatomical and physiological structure into individual cirri genetically acquired either permanent or temporary.                                                                                                                                (Anonymous A, 2011)
Resistensi Adalah kemapuan tubuh bertahan terhadap serangan bibit penyakit yang tidak tergantung kepada kekebalan spesifik baik humoral maupun seluler; daya tahan ini biasanya daladm bentuk struktur anatomis dan fisiologis yang menjadi cirri individu yang didapatkan secara genetis baik yang bersifat permanen ataupun temporer.
 
2.2 PENGERTIAN DIFUSI
·         Difusi adalah peristiwa perpindahan molekul-molekul suatu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah.                                                                                    (Karmana,2008)
·         Difusi adalah gerakan acak partikel (molekul atau ion) dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah karena pengaruh energy thermal nya sendiri.                                                                        (Slonane, 1995)
·        Diffusion describes the spread of particles through random motion from regions of higher concentration to regions of lower concentration.                                             (Anonymous B.2011)
Difusi menjelaskan penyebaran partikel melalui gerak acak dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah.
·         Diffusion is the flow of events / migration of a substance in the solvent from the high concentration to low concentration part. Concentration differences that exist in the two solutions is called the concentration gradient.                                                                                   (Anonymous C,2011)
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.

2.3 RESISTENSI DIFUSI GAS
·         Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu ketahanan tanaman terhadap pergerakangas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui mulut daun (stomata)
                                                                                                                     (Anonymous D,2011)
·         Resistensi difusi gas adalah ketahanan gas karena perpindahan molekul atau ion akibat gerakan acak dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
                                                                                                                  (Anonymous E, 2011)
·         Gas Diffusion Resistance (RDG) is a plant resistance against the movement of gas from high concentration to low concentration through the mouth of the leaves (stomata).
Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu ketahanan tanaman terhadap pergerakan gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui mulut daun (stomata)
                                                                                                                    (Dwidjoseputro,1992)
·         Gas diffusion resistance is the resistance or the resistance of a plant to transport or transfer of gas from high concentration to low concentration into the mesophyll via the stomata.
(Resistensi difusi gas adalah ketahanan atau hambatan dari suatu tanaman terhadap pengangkutan atau perpindahan gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah ke dalam mesofil melalui stomata)                                                                                        (Lakitan,1993)

2.4 MACAM-MACAM RESISTENSI DIFUSI GAS
·         Boundary Layer (BL)
Rintangan yang terdapat pada lintasan yang dilalui CO2 pada bagian lapisan atas.
·         Permukaan Produk (sr)
Permukaan daun disusun oleh kultikula atau periderm dan stomata atau/dan lentisel yang mewakili barier dari gas.
·         Ruang Udara Interselular (ias)
Terjadi pada ruang interselular, adanya cairan sel yang bocor ke ruang interselular mempengaruhi aliran gas, demikian pula dengan dinding sel.
·         Plasmalemma (P)
Plasmalemma adalah membrane luar yang mengelilingi sel, permeabilitasnya berpengaruh terhadap keluar masuknya gas.
·         Cytosol (C)
Molekul O2 terlarut harus berdifusi untuk masuk ke dalam mitokondria atau bagian lain yang menggunakannya.
Organella (O)
Molekul oksigen harus melalui membrane luar mitokondria atau organel lainnya, sehingga ada resistensi antara bagian interior dan lokasi penggunaannya.
                                                                                                                    (Gardner, 1991)

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIFUSI GAS
-          Morfologi Daun
Pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi, menyebabkan penebalan daun sehingga menurunkan resistensi terhadap difusi CO2 dengan meningkatkan ruang pori di dalam lapisan mesofil.
-          Kepadatan Daun    
Perbedaan difusi gas dipengauhi oleh faktor lingkungan tertentu lain mengenai kepadatan relatif gas CO2.
-          Gradien Tekanan Difusi
Pergerakan difusi gas merupakan pergerakan tekanan difusi tinggi ke rendah. Adanya perbedaan tekanan difusi maka kecepatan difusi semakin tinggi
-          Temperatur
Temperatur menaikkan kecepatan difusi akibat hanya sebagian yang meningkatkan korelasi aktivitas kinetik molekul mendifusikan ukuran sebenarnya menunjukkan perubahan kenaikan difusi terjadi 1,2 – 1,3 setiap kenaikan 100C
-          Keadaan Air Dalam Tanah
Air di dalam tanah adalah satu satunya sumber pokok darimana akar tanaman mendapat air yang dibutuhkan. Absorbsi air lewat bagian bagian lain yang di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi masuknya air lewat bagian bagian tersebut tidak seberapa bila dibanding penyerapan air melaui akar.
-          Angin
Umumnya angin menambah kegiatan transpirasi. Hal ini karena angin membawa pindah uap air yang tertimbun dekat stroma. Dengan demikian maka uap yang masih di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk berdifusi keluar.                                                                            (Stryer, 1995)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous A. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Resistensi.Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011.
Anonymous B.2011. http://www.scholar.google.ac.id/difusi/html.Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011.
Ester, Monica.1996.Kolaborasi Perawat-Dokter : Perawatan Orang Dewasa dan Lansia.EGC. Jakarta
Gardner, 1991. Biology: Exploring Life. Boston, Massachusetts: Pearson Prentice Hall. ISBN 0-13-250882-6http://www.phschool.com/el_marketing.html.
Karmana, Oman.2008.Biologi.Grafindo Media Pratama.Bandung
Lakitan, B. 1993. Fisiologi Tumbuhan. PT Rajawali Press.Jakarta.
Siswanto, Hadi.2002.Kamus Populer Kesehatan Lingkungan.EGC.Jakarta
Slonane, Ethel.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.EGC.Jakarta
Stryer, L. 1995. Biokimia. Vol.2. E/4 Terj. Dari: Biochemistry 4/E.EGC.Jakarta

C3, C4, CAM


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Tanaman adalah mahluk hidup yang mendapat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3.
Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 adalah RuBP dalam proses awal assimilasi, yang  juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil. CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi.  Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe tanaman yang mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili (Budiarti, 2008) .
Dalam praktikum ini, akan dibahas mengenai tanaman C3, C4 dan CAM secara lebih mendalam.
1.2    Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, adalah untuk :
·         Mengetahui definisi tanaman C3,C4 dan CAM
·         Mengetahui perbedaan tanaman C3 dan C4
·         Mengetahui karakteristik tanaman CAM
·         Mengetahui siklus pada tanaman C3 dan C4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Definisi tanaman C3
·         Tanaman C3 adalah tanaman yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering disebut siklus calvin yang dapat menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan jaringan yang terlibat dalam proses fotosintesis adalah jaringan mesofil. Lintasan itu dimulai dari pengikatan CO2 dengan RBP dan RuBP                                                                                                                 (Sitompul, 1995)
·         Tanaman C3 adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa phospho gliseric acid yang memiliki 3 atom C pada proses fiksasi CO2 oleh ribolusa diphosphat.                                                                                                      (Lakitan, B. 1993)
·         C3 plant is A plant that produces the 3-carbon compound phosphoglyceric acid as the  first stage of photosynthesis.                                                                                              (Richard C,2004)
tanaman C3 adalah Sebuah pabrik yang memproduksi asam 3-fosfogliserat senyawa karbon sebagai tahap pertama dari fotosintesis
·         C3 plants are plants in general we are familiar with green plants or plants with a mechanism of photosynthesis as beginning with the formation of C3 (PGA) on the reaction Calvin Benson                                                                                                             (William K, 2009)
·         Tumbuhan C 3 adalah tumbuhan secara umum kita kenal dengan tumbuhan hijau atau layaknya tumbuhan dengan mekanisme Fotosintesis yang diawali dengan terbentuknya C3 ( PGA) pada reaksi Calvin benson

2.2    Definisi tanaman C4
·         Tanaman C4 adalah tanaman yang menghasilkan asam 4 karbon sebagai produk utama penambahan CO2.                                                                                            (Salisburry, 1998)
·         Tanaman C4 adalah kelompok tumbuhan yang melakukan persiapan reaksi gelap fotosintesis melalui jalur 4 karbon / 4C (jalur hatch- slack) sebelum memasuki siklus calvin, untuk meminimalkan keperluan fotorespirasi.                                                              (Lakitan, B. 1993)
·         C4 plant are plants that produces the 3-carbon compound phosphoglyceric acid as the  first stage of photosynthesis.                                                                                              (Richard C.2004)
C4 tanaman adalah tanaman yang menghasilkan asam 3-fosfogliserat senyawa karbon sebagai tahap pertama dari fotosintesis.
·         C4 plants are plants in the habit during the day they did not open fully stomatanya to reduce water loss through evaporation / transpiration                                                              (William K, 2009)
Tumbuhan C4 adalah Tumbuhan memiliki kebiasaan saat siang hari mereka tidak membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi/transpirasi

2.3    Definisi tanaman CAM
·         Tanaman CAM adalah tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3 pada saat pagi hari (suhu rendah) dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada siang hari dan malam hari.                                                                                                                     (Gardner, 1991)
·         Tanaman CAM adalah tanaman yang tumbuh di kawasan gurun dan mengambil CO2 di atmosfer dan membentuk sebagian 4 karbon juga.                                                    (Dwidjoseputro, 1991)
·         CAM plans are typical from arid and semiarid regions and the canopies of tropical forests, respresenting about 6% of the vascular plant species.                                         (William K, 2009)
Tanaman CAM merupakan tipe dari tanaman daerah gersang dan semi gersang dan memiliki bentuk kanopi pada hutan tropis, yang mewakili sekitar 6% spesies tanaman vascular.
·         CAM plants are plants that closed stomata during the day to conserve water and prevent the entry of CO2 into the leaf. and at night the stomata open to take CO2.
                                                                                                                                       (Campbell,2000)
        Tumbuhan CAM merupakan tumbuhan yang menutup stomata selama siang hari untuk menghemat air dan mencegah masuknya CO2 ke daun. dan pada malam hari stomata membuka untuk mengambil CO2.
2.4    Perbedaan tanaman C3, C4, dan CAM
Perbedaan Tanaman C3, C4 dan CAM
Faktor pembeda
C3
C4
CAM
Enzim
Enzim RuBP karboksilase,
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan
substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis)
Enzim PEP-karboksilase,
Enzim pengikat CO2 yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
PEP karboksilase,
enzim yang berperan dalam penambatan CO2 menjadi malat pada malam hari.
Rubisco, menambat kembali CO2 yang hilang dari asam organic (asam malat), aktif pada siang hari.
Senyawa pertama yang dihasilkan
Senyawa  berkarbon 3
 3-fosfogliserat
PGA (C3)
Senyawa berkarbon empat
Oxaloacetic acid (C4)
senyawa 4-C asam
oksaloasetat (OAA)
Senyawa pengikat CO2 nya
RuBP
PEP
PEP Karboksilase
Habitat
adaptasi pada kawasan sejuk, lembab ke panas, dan keadaan yang lembab
adaptasi pada kawasan panas,  keadaan kering dan lembab
adaptasi di daerah panas dan kering, airnya terbatas atau sulit didapat, dan daerah epifit
Contoh tanamannya
Gandum, padi, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas
jagung, sorgum,family rumput, dan tebu
tumbuhan sukulen (penyimpan air), kaktus, nenas
Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Waktu
Stomata membuka pada siang hari, menutup pada malam hari
Stomata membuka pada siang hari, menutup pada malam hari
Stomata membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari
Tempat
Mesofil
Mesofil dan seludang pembuluh
mesofil
                                                                                                                               (Dwidjoseputro, 1991)

2.5    Karakteristik tanaman CAM
Tanaman CAM (Crassulation Acid Metabolism Plants) pada dasarnya adalah tanaman sukulen  yaitu tanaman yang berdaun atau berbatang tebal yang bertranspirasi rendah. Dalam kondisi kering, stomata pada malam hari akan terbuka untuk mengabsorbsi CO2 dan menutup pada siang hari untuk mengurangi transpirasi. Fiksasi CO2 tanaman CAM sama seperti tanaman C4, hanya saja terjadinya pada malam hari dan energi yang dibutuhkan diperoleh dari glikolisis. Namun dalam kondisi cukup lemah, banyak spesies CAM merubah fungsistomata dan karboksilasi seperti tanaman C3. Tanaman CAM juga mempunyai metode fisiologis untuk mereduksi kehilangan air dan menghindari kekeringan.     
1.      Membuka stomatanya pada malam hari menggabungkan CO2 ke dalam asam organik.
2.      Selama siang hari stomatanya tertutup dan CO akan dilepaskan dari asam organik untuk di   gunakan dalam siklus calvin.
3.      Pada malam hari terjadi lintasan C4 dan siang hari terjadi siklus C3.
4.      Kelompok tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah kering                                                                                               (Salisburry, 1998)           

2.6    Siklus pada tanaman C3 dan C4

a.      Siklus pada tanaman C3

Siklus ini terjadi dalam kloroplas pada bagian stroma.Untuk menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.
CO2 diikat oleh RUDP

dirubah menjadi senyawa organik C6
(tidak stabil)

dirubah menjadi glukosa
(dengan menggunakan 18ATP dan 12 NADPH)
menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.

Siklus C3 :

b.      Siklus Pada Tanaman C4

CO2
(Diikat oleh PEP)
CO2 yang sudah terikat oleh PEP

Ditransfer ke sel-sel “bundle sheath”
(sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem)

Pengikatan dengan RuBP

karena tingginya konsentrasi CO2 pada sel sel bundle sheath ini , maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RUBP, sehingga foto respirasi sangat kecil dan G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat sangat tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 dibawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi.
Siklus C4: 

(Anonymous. 2010)


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis. diakses tanggal 29 November 2010.
Anonymousc.2010.http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080524220224AAC70W4. Diakses tanggal 29 November 2010.
             Campbell, Neil A a.2000.Biology Jl 1 Ed 5.Erlangga.Jakarta
             Dwidjoseputro, 1991. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta
             Gardner, Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta
Lakitan, B. 1993. Fisiologi Tumbuhan. PT Rajawali Press.Jakarta.

Richard C.2004. Photosynthesis: physiology and metabolism.Kluwer Academic Publisers.New York

             Salisburry, Frank B. 1998. Photosynthesis 6th Edition. Cambridge University Press. London
              Sitompul, SM. 1995. Fisiologi Tanaman Tropis. Universitas Mataram. Lombok.

William K., Smith.2009. Perspectives in Biophysical Plant Ecophysiology.Wake forest University.Mexico

 

Tekstur
BAB I
PENDAHULUAN

1.      1. Latar Belakang

Tekstur tanah ialah perbandingan antara partikel-partikel pasir, debu, dan liat yang menyusun suatu tanah. Penggolongan tekstur ini didasarkan pada partikel yang berukuran lebih besar dari 2 mm dan apabila ada dalam jumlah yang cukup banyak maka pemberian nama tekstur ini ditambah dengan berkerikil atau berbatu.

Ada beberapa penggolongan tanah klasifikasi partikel berdasarkan ukuran yang membatasi masing-masing partikel tersebut.

Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus. Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat – sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus.
Tanah bertekstur halus ( dominant liat ) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar ( dominan pasir ). Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah – tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air ( water retension ). Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.





1.2. Tujuan

Tujuan dari pratikum DIT tekstur tanah ini adalah :
·         Untuk mengetahui arti tekstur tanah
·         Untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk tanah
·         Untuk mengetahui penentuan tekstur tanah dengan 2 metode
·         Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi
·         Untuk mengetahui factor yang dipengaruhi
·         Untuk mengetahui manfaat mempelajari tekstur tanah
·         Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah
·         Untuk mengetahui jenis tekstur dari segitiga tekstur
·         Untuk mengetahui perbedaan tekstur tanah utama dari kemampuan fisik, kimia, dan biologinya


1.3. Manfaat

·         Untuk mengetahui kondisi tanah, jadi mengetahui jenis tanaman apa yang akan ditanam.
·         Cara pengolahan tanah
·         Bisa mengetahui tekstur tanah
·         Bisa mengetahui jenis tekstur tanah
·         Bisa menganalisa dan penganbilan tanah


BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

Alat     :
a. Buku Tulis               : Untuk mencatat hasil praktikum dan materi
b. Pensil/ Pulpen          : Untuk menulis hasil praktikum dan materi

Bahan  :
a. 3 Jenis Tanah (berdebu, berpasir, berliat)                  : Untuk pengamatan
b. Tanah Komposit yang diambil di Joyogrand              : Untuk pengamatan
c. Air                                                                           : Untuk membasahkan tanah


2.   2. Alur Kerja

Siapkan alat dan bahan



 



Rasakan 3 jenis tanah tanpa air dengan tangan



 



Tambahkan sedikit air pada tanah



 



Lakukan pengamatan



Lakukan hal yang sama dengan tanah komposit



Lakukan pengamatan



 



Buat Laporan


2.  3. Analisi Perilaku (Perbandingan Jurnal)

Metode
Penetapan Tekstur Tanah Menurut Perasaan di Lapang. Penetapan tekstur tanah di lapang dapat dilakukan dengan cara merasakan atau meremas contoh tanah antara ibu jari dan telunjuk.
Adapun metodenya adalah sebagai berikut :
1. Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga dapat
ditekan
2. Pijit contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian bentuk seperti benang
sambil dirasakan. Langkah pertama yang perlu ditetapkan adalah apakah tanah
tersebut bertekstur liat, lempung berliat, lempung atau pasir.
2.      Tekan tanah dengan kedua jari yang sudah tercampur oleh air. Jika tanah berada di kedua jari, maka tersebut merupakan tanah liat. Jika tanah berada di salah satu jari, maka tanah tersebut merupakan tanah debu. Dan jika tanah tidak berada di kedua jari, maka tanah tersebut merupakan tanah pasir.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1   Analisis Tekstur
        1.  Tanah berasal dari dari pecahan-pecahan batuan yang berbeda bentuk dan ukurannya (besar-kecilnya) yang disebut tekstur tanah
            (Tanah dan Pertanian : AAK)

3.2   Macam-macam Tekstur Tanah
        1.  Pasir
            Kandungan pasirnya mencapai 70% sedang lainnya adalah tanah
            Ciri : Rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat dan tidak dapat dibentuk bola/gulungan
        2.  Debu
            Butir-butirnya jauh lebih kecil dari pada tanah pasir, tetapi lebih besar dari tanah liat
            Ciri : Terasa tidak kasar/ licin, masih terasa berbutir, agak melekat dan dapat dibentuk bola
        3.  Liat
            Kandungan litanya  ±65%. Butir-butirnya jauh lebih halus. Karena halusnya, maka susunan butir-butirnya sangat rapat.
            Ciri : terasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola, dan mudah di gulung
4.      Pasir berlempung memiliki ciri rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah hancur, sedikt selkali melekat
5.      Lempung berpasir memiliki cirri rasa kasar, tidak membentuk bola gulungan, membentuk bola yang agak keras tetapi mudah hancur
6.      Lempung memiliki ciri rasa yang tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, melekat.
7.      Lempung berliat memiliki ciri rasa agak kasar melekatnya sedang
8.      Lempung liat berpasir memiliki ciri rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh bila kering, membentuk gulungan jika di pencet dan gulungan mudah hancur, melekat
9.      Lempung liat berdebu memiliki ciri rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat, melekat
10.  Liat berpasir memiliki ciri rasa licin agak kasar, membentuk bola bila dalam keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung, melekat sekali
11.  Liat berdebu memiliki ciri rasa agak licin, membentuk nola bila dalam keadaan kering sukar di pijat mudah digulung
12.  Liat berliat memiliki ciri rasa berat sekali, membentuk bola yang baik, melekat sekali.


3.3   Perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari kemampuan fisik, kimia dan biologi
        1.  Kemampuan fisik
            - Pasir, butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2mm
            - Debu, butir tanah yang berukuran antara 0,002mm sampai 0,050mm
            - Liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm
        2.  Kemampuan kimia
            - Pasir mengandung sedikit unsur hara
            - Debu mengandung unsur hara yang cukup
            - Liat mengandung unsur hara yang banyak
        3. kemampuan biologis
            - Pasir tergantung dari komposisi bahan induk dan mineral serta pelapukan
            - Debu tergantung dari komposisi bahan induk dan mineral serta pelapukan
            - Liat lebih banyak mikroorganisme tanah sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah

3.4 Gambar segitiga tekstur


 3.5 Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur
·      Bahan induk : Bahan induk menghasilkan jenis tanah yang sama, tapi apabila mengalami kegiatan faktor-faktor  pembentuk tanah yang berbeda akan mengalami pembentukan tekstur yang berbeda.
·      Organisme : semua organisme yang masih hidup atau mati akan mempengaruhi tekstur
·      Iklim : iklim di suatu wilayah mempengaruhi tekstur tanah, karena mempengaruhi reaksi kimia
·      Topografi : di daerah bukit dan lembah, air hujan yang turun akan membawa unsur hara dan mineral melalui lereng dan mengumpul di daerah lembah, hal itu akan mempengaruhi tekstur
·      Waktu : Waktu berkaitan dengan umur pembentukan tanah
                                                                                                  (Guswono, 1983)

Faktor yang dipengaruhi tekstur
·         Strukur tanah
·         Konsistensi tanah
·         Kadar air
·         Warna tanah
·         Lengas tanah
·         Berat jenis tanah
·         Porositas tanah
·         Permeabilitas tanah
3.6 Hubungan tekstur dengan sifat fisik tanah lainnya
1.      warna tanah

      Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978).
2.      struktur akar

      Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
3.kadar air
     Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah.
3.7  kajian mengenai pengaruh tekstur dalam usaha pertanian
dalam tekstur tanah terdapat berbagai macam jenis dan macamnya. Dalam daerah pegunungan terdapat tanah yang bertekstur debu, yang masih dapat di tanami oleh tanaman bersayur. Namun, di daerah yang perpasir seperti pantai, sulit untuk melakukan penanaman, karena pasir hanya memiliki unsure hara yang sedikit dari pada pegunungan yang memiliki banyak unsure hara.
Dalam dataran rendah seperti di sawah yang memiliki tekstur liat yang banyak, sangat disukai para petani untuk penanaman. Karena unsure haranya sangat tinggi, dan secara pemfaktorannya sangat bagus.
Data hasil praktikum

Tanah A
Tanah B
Tanah C
Kekasaran
Sangat kasar
Licin
Halus
Kelekatan
Lepas
Sangat lekat
Lekat
Plastisitas
Lepas
Sangat plastis
Plastis

Jadi hasil pengamatan Tanah A merupakan tanah pasir, Tanah B merupakan tanah liat, Tanah C merupakan tanah debu.
Pengambilan sempel tanah di lahan Joyogrand(Alvisol)

Kekasaran
Lembut
Kelekatan
Lekat
Plastisitas
Plastis
Pasir
10%
Debu
60%
Liat
30%

Jadi hasil pengambilan sempel merupakan tanah sebagian besar debu

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.   1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah dan berupa perbandingan partikel-partikel tanah yang terdiri dari liat, debu dan pasir.

Selain itu tekstur tanah ditentukan oleh ukuran perbandingan relatif antara pasir, debu dan liat. Dan tekstur tanah ini sangat mempengaruhi terhadap kesuburan tanah, sebab semakin halus tekstur tanah semakin bertambah kesuburan tanah dan daya menahan air serta unsur – unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman lebih kuat. Tekstur tanah juga ditentukan oleh unsur – unsur penyusun tanah seperti suhu, bahan induk, mikroorganisme, relief dll. Dengan mengetahui tekstur suatu tanah maka kita dapat menentukan jenis tanaman yang cocok untuk mendapatkan hasil yang maksimum.

4.   2. Saran

  • Memberikan format laporan yang lebih mudah di pahami,
  • Dalam pemberian format dengan dibahas secara bersama agar mudah di pahami
  • Sering pemberian materi dalam praktek, karena sangat berguna lam kuliah
Daftar pustaka
Foth, Herru.1998.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Gajah Mada University Press: Yogyakarta
Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah
Handayanto, Eko. 2009. Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UB: Malang
Harjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediatama Sarana Perkasa
Subagyo. 1979. Dasar Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar